Posted by : blogger binawiyata Selasa, 13 September 2011


Sumber: polisieyd.blogsome.com (Polisi EYD)

Berhasil!  

Seseorang dikatakan berhasil apabila orang itu—sebagai subjek yang aktif melakukan pekerjaan—mendatangkan hasil dari apa yang dikerjakannya. Saya berhasil membuka sebuah kaleng, artinya saya—bukan orang lain—melakukan pekerjaan membuka sebuah kaleng dan hasilnya adalah, misalnya, tutup kaleng yang terbuka dan cacing yang merayap keluar (karena saya ternyata membuka kaleng milik Rina Buntaran).
Nah, bagaimana dengan kalimat berikut ini?
Tiga kapal penangkap ikan yang menggunakan jaring pukat harimau (trawl) beserta delapan ton ikan beraneka jenis berhasil ditangkap petugas Seksi Dinas Ketentraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. (Kompas)
Hingga Rabu (26/1) petang, baru dua gerbong kereta api yang berhasil dipindahkan. Padahal, PT Kereta Api Indonesia sudah mengerahkan kereta derek dan ratusan pekerja dari Lawang dan Malang, Jawa Timur. (Liputan6)
Ja (23), tersangka penjahat yang dikenal mempunyai “ilmu belut” (lincin dan pandai menghilang) berhasil diringkus anggota Polsek Cibaliung. (Pikiran Rakyat)
Jadi, siapakah sebenarnya yang telah berhasil? Kapal penangkap ikan beserta ikan beraneka jenis ataukah petugas Seksi Dinas Ketentraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (duh, panjang benar)? Dua gerbong kereta api ataukah kereta derek dan ratusan pekerja? Penjahat berilmu belut ataukah anggota Polsek Cibaliung?
Tentu saja yang berhasil itu adalah petugas Seksi Dinas Kententraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, kereta derek dan ratusan pekerja, serta anggota Polsek Cibaliung, bukan yang lain.
Kita tidak dapat mengatakan bahwa seorang pencuri berhasil ditangkap polisi (kecuali jika si pencuri itu sengaja membuat dirinya sendiri tertangkap). Katakan saja bahwa seorang pencuri telah ditangkap polisi. Polisilah yang berhasil.

Nuansa Bukan Suasana
Oleh Pujiono

Coba ucapkan sebuah kata ini: nuansa. Ucapkan berulang-ulang dan rasakan maknanya menurut pikiran Anda sendiri.
Kebanyakan orang berpikir bahwa kata nuansa mengandung arti yang indah, cantik, lembut, dan aneka makna positif yang lain. Tidak heran jika kemudian RCTI, stasiun televisi swasta tertua di Indonesia, menamai sebuah acara berita pagi mereka “Nuansa Pagi”. Seingat saya, sejak saat itu banyak orang yang menggunakan kata nuansa dengan tidak tepat, misalnya:
Perayaan Natal tahun ini membawa nuansa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. (Kompas)
Dengan nuansa pengamanan yang ketat, capres Hamzah Haz berdialog dengan sekitar 500 masyarakat Aceh yang kebanyakan kaum perempuan. (detikcom)
Padahal, apa sebenarnya arti kata nuansa itu?
Menurut KBBI halaman 694, kata nuansa mempunyai dua arti, yaitu:
n 1 variasi atau perbedaan yg sangat halus atau kecil sekali (tt warna, suara, kualitas, dsb) 2 kepekaan thd, kewaspadaan atas, atau kemampuan menyatakan adanya pergeseran yg kecil sekali (tt makna, perasaan, atau nilai)
Dua arti kata nuansa itu tampaknya sangat cocok dengan arti kata nuance dalam bahasa Inggris, yaitu:
1. A subtle or slight degree of difference, as in meaning, feeling, or tone; a gradation.
2. Expression or appreciation of subtle shades of meaning, feeling, or tone: a rich artistic performance, full of nuance.

Memang, kata nuansa berasal dari kata berbahasa Inggris nuance dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kata suasana seperti yang biasa kita pakai sehari-hari. Intinya suasana seperti yang biasa kita pakai sehari-hari. Intinya adalah, jangan terbuai oleh rangkaian huruf yang enak didengar atau kemiripan bunyi dengan kata lain. Jika tidak memahami arti sebuah kata, lebih baik kita menelitinya kembali di kamus. Bukan begitu?

-----------------------------------------------------------------------------------

Pengusaha Wanita adalah Germo
Oleh Pujiono

Mereka masing-masing The Hok Bing, pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur, Direktur Utama Dana Pensiun Perkebunan Samingoen, dan Li Zhaoling, pengusaha wanita asal Beijing, Cina. (Kompas)
Hanya dalam sehari, polisi berhasil menciduk tiga tersangka pencuri lukisan karya Basuki Abdullah milik pengusaha wanita Dewi Motik Pramono raib. (Koran Tempo)
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata “pengusaha garmen”? Tentulah yang muncul adalah sosok seorang usahawan yang menggunakan garmen sebagai barang yang diperdagangkan, bukan? Mungkin dia membuat berbagai macam baju yang dijual kepada para pemilik toko. Ada kemungkinan juga dia membuat kain dari bahan baku kapas dan kemudian menjualnya kepada para pembuat baju.
Jika memakai analogi di atas, tentulah kita akan memeroleh keselarasan makna pada frasa sejenis seperti pengusaha tahu (memperdagangkan tahu), pengusaha automotif (jual beli mobil, motor, dan aneka peralatan kendaraan bermotor), dan pengusaha properti (memperdagangkan rumah, ruko, atau apartemen).
Nah, saya terpaku ketika datang ke sebuah situs bernama PengusahaWanita.com. Saya membayangkan usaha ini pasti akan dilarang oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan karena seorang pengusaha wanita adalah seorang pengusaha yang menjadikan perempuan sebagai barang dagangan. Wah, artinya “pengusaha wanita” tidak ada bedanya dengan seorang germo, bukan?
Jika yang dimaksud adalah seorang pengusaha berjenis kelamin perempuan, frasa yang benar adalah “wanita pengusaha” atau “perempuan pengusaha”. Dengan demikian, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “wanita pelukis” adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai pelukis, sedangkan “pelukis wanita” adalah seorang pelukis (bisa pria atau wanita) yang melukis manusia berjenis kelamin perempuan.
Semoga semuanya menjadi jelas & Tetap Semangat!

Leave a Reply

silahkan komentar.....

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

My Friend

- Copyright © Blogger Binawiyata -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -